Koo Copy

Koo Copy

regional

Partai Sayap Kanan Kalah di Pemilu Regional Prancis Selatan

Partai Sayap Kanan Kalah di Pemilu Regional Prancis Selatan

Partai Sayap Kanan Kalah di Pemilu Regional Prancis Selatan – Pemilihan  adalah proses formal pengambilan keputusan kelompok di mana anggota masyarakat yang memenuhi persyaratan memilih seseorang untuk memegang jabatan Administrasi publik. Pemilihan telah menjadi mekanisme yang biasa sejak sistem perwakilan demokrasi modern beroperasi pada ke-17.

Pemilihan dilakukan untuk mengisi jabatan di legislatif, terkadang di eksekutif dan  kehakiman, serta pemerintah daerah dan lokal. Proses Pemilihan ini juga digunakan di banyak organisasi swasta dan bisnis  lainnya, dari klub hingga asosiasi nirlaba dan korporasi.

Partai sayap kanan, Partai National Rally, yang dipimpin oleh apk idn poker Marine Le Pen, kalah di Pemilu Regional Prancis bagian selatan pada hari Minggu, 27 Juni 2021, waktu setempat karena dari hasil putaran kedua Pemilu Regional sudah masuk. Tak hanya itu saja, jajak pendapat juga menunjukkan Partai National Rally juga kalah dari partai haluan tengah-kanan, Partai Republik.

1. Partai dari Emmanuel Macron juga gagal meraih keunggulan di wilayah manapun
Sayap Kanan Prancis Gagal Menangkan Pemilu Regional

Dilansir dari BBC, Partai National Rally gagal memenangkan wilayah pertama
mereka, meski jajak pendapat juga menunjukkan hal serupa yang takluk dari Partai Republik. Pemilu Regional Prancis kali ini juga membawa kekecewaan bagi Presiden Prancis, Emmanuel Macron, setelah Partai Republik gagal menguasai wilayah manapun. Tak hanya itu, partai tersebut juga tampil buruk di babak pertama yang digelar pekan lalu.

Itu merupakan pertama kalinya partai Macron ikut serta dalam Pemilu Regional, karena terakhir kali diadakan pada tahun 2015 lalu. Le Pen juga berusaha memenangkan salah satu wilayah daratan Prancis untuk pertama kalinya dalam upaya untuk meningkatkan harapan di Pemilu Presiden Prancis tahun 2022 ini. Tetapi, hasil awal dari putaran kedua menunjukkan kemenangan bagi partai-partai tradisional kanan-tengah serta partai kiri.

2. Hasil tersebut menjadi kekecewaan pahit bagi Partai National Rally
Sayap Kanan Prancis Gagal Menangkan Pemilu Regional

Hasil tersebut merupakan kekecewaan pahit terakhir bagi Partai National Rally, yang diprediksi akan tampil baik di setidaknya 5 wilayah dalam pemungutan suara putaran pertama. Setelah hasil tersebut, Le Pen mengatakan demokrasi lokal sedang mengalami krisis mendalam dan mengkritik aliansi tidak wajar yang dibuat antara saingan politik untuk mengacaukan kemenangan Partai National Rally dan mencegah kami menunjukkan bahwa pihaknya dapat menjalankan suatu wilayah.

Dalam pidato pasca-Pemilu Regional yang singkat namun menantang, Le Pen menambahkan bahwa tingkat golput menunjukkan ketidakpuasan di antara para pemilih yang merupakan sinyal utama bagi semua kelas politik dan masyarakat. Sementara banyak yang melihat Pemilu ini sebagai pemanasan untuk Pemilu Presiden Prancis tahun 2022 ini, baik kedua calon seperti Macron atau Le Pen, tidak memiliki banyak hal untuk dirayakan. Golput lagi-lagi menjadi faktor utama dalam Pemilu Regional kali ini.

Meskipun ada seruan oleh politisi dan Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, agar pemilih datang, hampir dua pertiga pemilih di Prancis menghindari tempat pemungutan suara dalam Pemilu Regional pada hari Minggu, 27 Juni 2021, waktu setempat. Untuk putaran pertama, golput berada di angka persentase sebesar 66,74 persen.

3. Analis politik mengatakan kurangnya minat pada Pemilu Regional karena lebih fokus pada Pemilu Presiden Prancis
Sayap Kanan Prancis Gagal Menangkan Pemilu Regional

Analis politik setempat menilai kurangnya partisipasi dalam Pemilu Regional Prancis kali ini karena Prancis telah berfokus pada Pemilu Presiden Prancis tahun 2022 ini dan Pemilu Legislatif Prancis yang mengikuti segera setelah itu.

Aktor Prancis yang membela Partai National Rally, Philippe Ballard, bersikeras bahwa partai sayap kanan sedang meningkatkan popularitasnya di Prancis dan ini akan dimainkan dalam kompetisi Pemilu Presiden Prancis tahun berikutnya. Politisi Prancis yang memerintah La Republique En Marche (LREM), Stanislas Guerini), mengakui hasilnya juga menjadi kekecewaan bagi partai yang memerintah gagal memenangkan satu wilayah pun.

Mantan Menteri Prancis di era Nicolas Sarkozy (mantan Presiden Prancis), Xavier Bertrand, yang terpilih kembali di Hauts-de-France dengan suara 52,8 persen, melihat harapannya untuk mewakili hak arus utama dalam Pemilu Presiden 2022 ini meningkat. Ini adalah Pemilu pertama sejak peta Pemilu Prancis digambar ulang pada tahun 2016 lalu ketika 22 wilayah Prancis dikurangi menjadi 13 wilayah.

Pemenang utama tampaknya adalah Partai Sosialis berhaluan kiri utama serta sekutu sayap-kiri dan Les Republicains, partai sayap kanan-tengah. Kedua partai ini telah absen dari lanskap politik Prancis sejak keberhasilan Pemilu oleh Partai LREM yang berhaluan tengah pada tahun 2017 lalu.

Penggunaan universal Pemilihan sebagai alat untuk memilih perwakilan dalam sistem demokrasi modern saat ini berbeda dengan praktik dalam pola dasar demokrasi di zaman Yunani kuno, di mana pemilihan saat itu tidak dianggap sebagai oligarki lembaga dan sebagian jabatan politik diisi dengan menggunakan sistem sortisi atau dikenal juga sebagai sistem penjatahan, di mana para pemegang jabatan dipilih oleh suatu kelompok.