Koo Copy

Koo Copy

edukasi

Tips Mengajarkan Anak Saat Sedang Mengalami Verbal Bullying

Tips Mengajarkan Anak Saat Sedang Mengalami Verbal Bullying

Tips Mengajarkan Anak Saat Sedang Mengalami Verbal Bullying

Tips Mengajarkan Anak Saat Sedang Mengalami Verbal Bullying – Fenomena bullying verbal kerap terjadi di kalangan anak-anak dan remaja. Bullying verbal adalah bentuk perundungan dengan menggunakan kata-kata, pernyataan, sebutan, atau panggilan yang menghina secara lisan.

Tindakan ini bertujuan untuk meremehkan, merendahkan, mengintimidasi, dan menyakiti korbannya. Verbal bullying dapat memberi dampak yang serius pada psikis korbannya, bahkan untuk jangka waktu yang panjang. Pem-bully-an atau perundungan merupakan hal yang banyak terjadi di kalangan anak-anak saat ini. Bahkan, setiap rentang usia memiliki potensi yang sama untuk memperoleh perundungan, termasuk juga anak-anak yang masih sekolah.

Bully tidak hanya sebatas mengenai fisik, tetapi juga verbal. Bahkan, verbal bullying dapat dikatakan menjadi hal paling sering ditemukan. Jika anak-anakmu memperoleh perlakuan yang demikian, kamu dapat mengajarkan beberapa hal berikut ini.

Mencari solusi terbaik untuk anak ke depannya
5 Cara Mengajarkan Anak yang Memperoleh Verbal Bullying, Bijak!

Perundungan merupakan tindakan yang sama sekali tidak diinginkan semua orang sehingga harus sama-sama dicari solusi yang terbaik. Hal seperti ini juga bisa saja diselesaikan secara kekeluargaan selama kedua pihak mencapai kesepakatan. Hal utama yang harus orangtua perhatikan tentu saja dengan mencari solusi yang terbaik untuk semua pihak. Jangan sampai hal seperti ini sampai terulang kembali di lain waktu.

Tidak langsung main hakim sendiri
5 Cara Mengajarkan Anak yang Memperoleh Verbal Bullying, Bijak!

Tidak ada orangtua yang senang bila anaknya memperoleh perlakuan semena-mena. Hal ini tentu termasuk bila anak-anaknya menjadi korban perundungan yang menyebabkan psikologisnya terganggu. Meskipun orangtua merasa kesal, jangan sampai sembarangan dalam mengambil langkah. Asal main hakim sendiri tidak akan mengubah situasi apa pun, justru hanya akan membuat orangtua terlihat arogan dan tidak bijak.

Menjaga persepsi positif pada anak
5 Cara Mengajarkan Anak yang Memperoleh Verbal Bullying, Bijak!

Efek dari perundungan sering kali tidak dapat dianggap sebelah mata. Banyak korban perundungan yang mengalami kesulitan dalam menerima diri sehingga dipenuhi persepsi negatif. Tugas utama dari orangtua adalah menjaga persepsi tersebut terus berjalan ke arah yang positif. Dengan cara demikian, anak tidak akan mengalami dampak buruk secara psikologisnya.

Menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk berkeluh kesah
5 Cara Mengajarkan Anak yang Memperoleh Verbal Bullying, Bijak!

Keluarga merupakan tempat yang semestinya paling nyaman untuk anak. Dalam suatu keluarga, orangtua memiliki peran penting untuk ikut menjaga dan menjadi pendengar yang baik bagi anak. Tidak heran bila orangtua harus mampu memposisikan dirinya dalam beragam situasi. Hal ini juga termasuk dengan menjadi tempat ternyaman bagi anak dalam berkeluh kesah.

Meminta anak untuk berterus terang pada orangtua
5 Cara Mengajarkan Anak yang Memperoleh Verbal Bullying, Bijak!

Kadang kala tidak mudah bagi anak untuk terbuka setelah memperoleh perundungan. Banyak dari mereka justru merasa rendah diri sehingga sulit mengekspresikan perasaannya. Inilah yang menjadi tugas penting bagi para orangtua untuk dapat membujuk anak agar mau berterus terang. Anak pun nantinya akan menjelaskan perasaannya dan perundungan yang diperolehnya.

Pelaku bullying verbal sering kali menjadikan anak-anak yang tampak lemah atau berbeda sebagai sasarannya. Berbeda dengan bullying secara fisik yang menggunakan pukulan, tendangan, atau tamparan, jenis bullying ini menggunakan kata-kata untuk menyakiti korbannya. Beberapa contoh  bullying verbal pada anak yang harus diwaspadai, di antaranya:

  • Menghina
  • Memaki
  • Menjuluki
  • Meneriaki
  • Mempermalukan di depan umum
  • Menebar gosip
  • Menuduh
  • Memfitnah.

Disadari atau tidak, memberi julukan “Si Gendut”, “Si Monyong”, dan semacamnya yang bertujuan menghina termasuk contoh bullying secara verbal. Bullying verbal dengan kata-kata yang menyakitkan dapat menghancurkan korbannya karena bisa meninggalkan luka emosional yang dalam. 

Dengan menyikapi persoalan ini secara bijak, permasalahan pun dapat terselesaikan dengan baik. Hal terpenting adalah dengan tetap memprioritaskan kondisi psikologis dari anak. Jadilah tempat ternyaman bagi anak, ya!